Senin, 07 November 2011

Prof. Dr. Ir. Wiratman Wangsadinata

Bapak Beton Indonesia

Prof. Dr. Ir. Wiratman Wangsadinata *) adalah salah satu pakar dan praktisi di bidang konstruksi Indonesia. Ia merupakan seorang putra terbaik bangsa yang tidak diragukan dedikasi, integritas dan profesionalisme sebagai engineer dan enterpreneur bahkan guru besar yang sukses di bidang infrastruktur.
Karya-karyanya yang monumental telah menghiasi perjalanan sejarah bangsa Indonesia antara lain adalah Gedung Wisma Nusantara, Wisma Dharmala, Bakrie Tower dan Duku Atas Tunnel di Jakarta, Jembatan Ampera di Palembang, Jembatan Rajamandala di Bandung, Restorasi Candi Borobudur di Magelang serta Keuliling Dam di Aceh. Di pembangunan hotel dan apartemen, Wiratman merancang Four Seasons Residential Apartments, Mal Ciputra, dan Hotel Aryaduta.

Wiratman juga merancang Pembangkit Listrik Tenaga Air Mrica, Banjarnegara, PLTA Merangin, PLTA Kusan, Pembangkit Gresik, Telecommunication Tower dan Menara Jakarta. Menara Jakarta akan menjadi tower tertinggi di dunia dengan ketinggian 558 meter.
Wiratman dilahirkan di Jakarta tahun 1935 dan lulus sebagai Sarjana Teknik Sipil dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1960. Setelah lulus dari ITB ia langsung menjadi tenaga pengajar (luar biasa) di Jurusan Teknik Sipil ITB. Ia mengambil doktor di ITB dan mendapatkan gelar doktor pada tahun 1992 dalam bidang Rekayasa Struktur dengan predikat Cum Laude. Pada tahun 1995 sampai 2004 ia menjadi Guru Besar di Jurusan Teknik Sipil ITB. Dan sejak tahun 2005 menjadi Guru Besar Emeritus di Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara. Wiratman diangkat menjadi anggota Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dari tahun 2003 sampai tahun 2006.
Wiratman Wangsadinata adalah Pendiri dan direktur utama PT. Wiratman & Associates, Multidisciplinary Consultant, yang telah berdiri sejak tahun 1976 dan sampai kini telah terlibat dalam perencanaan dan supervisi ratusan bahkan ribuan proyek-proyek konstruksi dari mulai jembatan, dam, jalan dan yang cukup banyak adalah gedung-gedung tinggi. Beliau juga lah yang menggagas tentang peraturan gempa di Indonesia.
Wiratman mulai mengembangkan kariernya sebagai Insinyur Perencana di Jawatan Jalan-jalan dan Jembatan Dep. PU pada tahun1960 sampai tahun1965, menjadi Direktur dari PN Perencana INDAH KARYA pada tahun 1965 sampai tahun 1970, diangkat menjadi Pengawas Pemerintah untuk perencanaan dan pelaksanaan Gedung Wisma Nusantara bertingkat 30, proyek investasi Pemerintah sekaligus gedung tinggi pertama di Indonesia pada tahun 1970 sampai tahun 1973, kemudian ditunjuk menjadi Konsultan pada Proyek Pemugaran Candi Borobudur yang disponsori oleh UNESCO pada tahun 1973 sampai tahun 1983.
Selama ini ia telah menulis lebih dari 200 makalah teknik yang dipresentasikan dalam berbagai konferensi nasional maupun internasional. Wiratman telah mendapatkan sekitar 14 penghargaan nasional maupun internasional atas jasa-jasanya seperti penghargaan karya konstruksi 2003, penghargaan Adhicipta Rekayasa untuk Teknik Sipil dari Persatuan Insinyur Indonesia (PII), ASEAN Achievement Award dari ASEAN Forum dan penghargaan lainnya.
Inspirator dan motivator bagi perekayasa di Indonesia ini juga memegang paten dalam pembuatan terowongan “Sistem Antareja” No. ID 0 009 677. Ia juga menyandang Sertifikat Insinyur Profesional Utama (IPU) dari PII dan Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia (HAKI).

Foto: wiratman.co.id
*) PMB angkatan tahun 1954

http://www.engineeringtown.com/teenagers/index.php/profil-insinyur/852-prof-dr-ir-wiratman-wangsadinata.html

----------------
Prof Wiratman: Jembatan Selat Sunda Akan Mirip Golden Gate

Jakarta - Pemerintah saat ini mulai menggarap secara serius proses pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS), yang sudah masuk dalam blue book Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Bahkan Menko Perekonomian Hatta Rajasa dengan tegas menyatakan bahwa pemerintah telah mendukung dalam upaya menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa dengan membangun jambatan, bukan terowongan bawah laut.

Melalui program 100 hari pemerintah juga akan menyiapkan tim khusus yang akan menggodok studi kelayakan pembangunan (feasibility study) JSS. Rencananya studi kelayakan itu akan rampung beberapa tahun ke depan.

Berikut ini wawancara detikFinance dengan desainer yang merancang JSS yang juga salah satu ahli jembatan yang dimiliki oleh Indonesia, saat dihubungi detikFinance, Minggu (22/11/2009).

Adalah Prof DR. Wiratman Wangsadinata, pria kelahiran Jakarta 1935 ini merupakan alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB). Prof Wiratman merupakan jebolan S-1 teknik sipil tahun 1960 dan menyabet gelar doktornya di tahun 1992 bidang bangunan.

Pakar jembatan ini juga telah banyak merancang pembangunan gedung-gedung di Indonesia termasuk infrastruktur lainnya seperti menara pencakar langit, power plant, bendungan dan lain-lain. Bahkan calon ikon Jakarta yaitu Menara Jakarta yang akan menjadi tower tertinggi di dunia setinggi 500 meter lebih, merupakan hasil rancangannya.

Selain itu Wiratman juga perancang gedung Wisma Darmala, PSP Office Tower, Kota BNI, Bakrie Tower, Sampoerna Strategic Square, Niaga Tower dan lainnnya. Di bidang perhotelan Wiratman juga telah merancang hotel Aryaduta, Four Seasons Residential Apartments, Mal Ciputra dan banyak lainnya, termasuk beberapa pembangkit listrik.

Di proyek pembangunan Jembatan Selat Sunda, Anda berperan sebagai apa?
Saya sebagai perencana desainer, tapi pada saat pelaksanaannya nanti di pembangunannya sebagai pengawas.

Sebagai seorang yang ditugasi merancang Jembatam Selat Sunda (JSS), apa saja yang sudah dilakukan?
Sekarang sedang dimulai perancangan desain jembatan, dalam dua tahun rancangan harus selesai. Perancangan dasar ini akan dilakukan perhitungan mendetail hingga tahun 2012 nanti.

Kalau sudah siap desainnya dan studi kelayakannya, maka sudah bisa dilaksanakan pembangunan. Mengenai investornya sedang dibicarakan. Kalau investor dengan siapa-siapanya, sebaiknya bisa dibicarakan dengan pihak Artha Graha.

Nantinya teknologi apa yang akan diterapkan Jembatan Selat Sunda ini ?
Kita akan pakai teknologi jembatan ultra panjang, di mana panjang bentang tengahnya untuk JSS mencapai 2.200 meter. Sedangkan untuk bentang samping sepanjang 2x800 meter jadi total bentangannya mencapai 3.800 meter. Sedangkan sisanya memakai konstruksi jembatan beton.

Ada lima seksi yang akan dibangun dengan total panjang 29 Km. Seksi 1 dibangun dengan beton, seksi 2 jembatan gantung ultra panjang, seksi 3 jembatan beton, seksi 4 jembatan gantung ultra panjang dan seksi 5 beton lagi.

Sekarang ini sudah masuk basic design atau perancangan dasar. Di antaranya lebih pada perhitungan pekerjaan yang banyak di lapangan misalnya masalah pengeboran laut dan lain-lain.

Lalu setelah itu pada tahun 2012 basic design selesai maka akan dilakukan tender melalui engineering procurement and construction (EPC) yang berdasarkan basic design. Kalau sudah ada pemenanangnya baru bisa dibangun.

Dalam basic design ini akan diperhitungkan beberapa aspek seperti faktor kegempaan, arus laut, kekuatan angin dan lainnya. Jadi feasibility study dengan basic design berjalan bersamaan.

Hambatan apa saja yang akan dialami?
Secara teknis tidak ada masalah, masalahnya adalah kurangnya sumber daya manusia kita, mungkin kita bisa kerja sama dengan tenaga ahli pihak asing. Misalnya dengan ahli yang membuat jembatan Messina di Italia yang memiliki bentang 3.300 meter, kita akan kerja sama dengan mereka termasuk melakukan MoU. Sementara yang lain juga menawarkan bidang teknologi pengetesan terowongan angin dari China.

Untuk tenaga kerja proses basic design ini membutuhkan 20 orang engineering. Sedangkan jumlah tenaga kerja untuk proses konstruksinya belum terpirkan, kita lihat nanti setelah tahun 2012, tentunya akan ribuan orang.

Jadi dari perkiraan sementara paling cepat kapan konstruksi bisa dibangun?

Paling tidak akan dibangun pada 2012, dengan proses pengerjaan selama sepuluh tahun dibangun, ini yang disyaratakan oleh pemerintah. Supaya ini masuk public private partnership (PPP), kalau tidak selesaikan dua tahun (basic design) maka akan dihapus dari PPP blue book. Kalau tahun 2012 sudah mulai dibangun rencananya jembatan sudah dibuka tahun 2022

Mungkin ini yang menjadi pertanyaan banyak orang, model apa yang akan dipakai dalam membangun JSS?
Seperti yang saya sampaikan tadi yaitu jembatan ultra panjang. Sebenarnya bentuknya akan sama seperti Suramadu, tapi kalau Suramadu itu pakai cable stayed, yaitu kabelnya lurus. Kalau jembatan Selat Sunda itu digantung sama dengan Golden Gate San Fransisco, tapi kalau Golden Gate Generasi pertama. Sedangkan kalau Jembatan Selat Sunda akan menerapkan teknologi generasi ketiga.

Sama dengan Jembatan Hangzhou di China, tetapi di China tidak ada rel kereta api. Kalau jembatan selat sunda ada jalur kereta api double track di tengahnya. Lebarnya JSS akan mencapai 60 meter, tidak memakai dua lantai ini lebih kuat terhadap angin karena daya angin lebih tipis, bentuknya aerodinamis.

Yang terpenting karena jembatan ini di atas perairan internasional maka tinggi jembatan dari permukaan laut mencapai 85 meter. Semua kapal laut bisa lewat termasuk generasi terbaru pun.

Berapa anggaran yang dibutuhkan untuk membangun JSS?
Biayanya tidak akan jauh dari sekitar US$ 10 miliar ya sekitar plus-minus 10%-15% atau sekitar Rp 100 triliun.

Sebagai jembatan yang akan menelan dana besar berapa lama kekuatan jembatan bisa bertahan?
Rencananya 200 tahun bisa bertahan, tapi itu bukan berarti langsung ambruk setelah itu.

Bagaimana dengan kesiapan pasokan material dalam negeri dalam menyokong pembangunan?
Akan diusahakan komponen lokal terutama untuk kubik beton, termasuk baja, meskipun baja sebagian akan dari luar. Harus diusahakan harus di atas 50% komponen lokalnya. (hen/qom)


4 komentar:

binkbenk mengatakan...

thank sob infonnya...sob mau nanya nih,,sekarang kan lagi hot nih pt.Privot, kalau seandainnya aspirasi kawan2 yang pada minta privot hengkang itu direspon ama pemerintah n privot jadi hengkang dari tanah air kira2 ngaruh gak sob ke negara kita ini.

PMB mengatakan...

Binkbenk ....
Pt. Privot hengkang, rasanya tidak berpengaruh berar terhadap negara kita ... thx

Lemon mengatakan...

mksi infonya
follow back ya..
(lemon smile)

Anonim mengatakan...

maaf nih mau ikut nimbrung juga,
kebetulan saya asalnya dari bandug, tapi sedang menuntut ilmu di provinsi tetangga.

menurut informasi dari seminar energi yang saya ikuti, sepertinya jika pt. Pivot hengkang dari negri kita ini, kita akan mendapakan keuntungan yang tidak sedikit=cukup banyak. Kita akan mendapatkan keuntungan dari pertambangannya (sumber daya alam yang isinya banyak material-material berharga terutama emas). Disamping itu juga kita bisa menyalurkan SDM dari anak bangsa sendiri, (bukannya jadi pegawai orang lain di rumah sendiri).
hal itu semua bisa terjadi apabila diolah dan dikelola dengan baik dan transparan serta tentunya dilaksanakan oleh ahlinya, karena jika suatu pekerjaan tidak diserahkan pkepada ahlinya maka tunggulah kehancurannya.
Selain itu juga ternyata keuntungan (bagi-hasil) yang kita dapat dari pt. Pivot hanya sedikit dari yang seharusnya.
kurang lebih seperti itu, mohon maaf abila banyak yang keliru, hanya sekedar info dari pengetahuan yang sedikit saja. yang saya rasa perlu diketahui juga oleh teman-teman yang lainnya.