PMB 1961.
-------------------------------------
ZUS UNDAP, PMB ‘57
Legenda Anggar Indonesia - Zus Undap
Anggar Membawanya Tenar
Olahraga yang digelutinya memang kurang populer di
Indonesia. Namun bagi E.A.A. Poerawinata alias Zus Undap, hal itu justru
membuat namanya menjadi dikenal banyak orang. Wanita kelahiran Sukabumi tahun
1934 ini disebut-sebut sebagai atlet anggar perempuan pertama di Indonesia. la
telah bertanding anggar mulai dari PON III (1953) hingga PON IX (1977),
mengumpulkan 13 medali emas dan 10 medali perak.
Pada tahun 1960 Zus Undap sudah ikut bertanding di Olimpiade
Roma meski tidak memperoleh medali. Ketika GANEFO diadakan di Jakarta tahun
1963, ia mendapatkan medali emas di kelas floret putri. Setelah mengakhiri
kariernya sebagai atlet, Zus Undap aktif melatih para juniornya. Ia menetap di
Sukabumi dan mengajar olahraga di sebuah SMA di kota itu. Ketika ia harus
melatih atlet anggar nasional di Jakarta, Zus Undap rela setiap hari pulang
pergi Jakarta—Sukabumi, agar kedua tugasnya sebagai guru dan pelatih tetap
dapat ditunaikan..
Ny. E.A.A. Poerawinata atau lebih dikenal dengan panggilan
akrab Zus Undap (52) nampaknya merasa agak lega. Maklum, sebentar lagi masa
liburan anak-anak sekolah tiba. Dengan begitu ia bisa sepanjang hari tinggal
bersama anak-anak asuhannya di Pelatnas Asian Games, Senayan.
"Sebelumnya, kasihan juga saya melihatnya. Bolak-balik
terus Senayan-Sukabumi naik bus seperti tidak ada capek-capeknya,"
komentar Sylvia Kuswandi, atlet anggar yang sempat bersama pelatihnya itu
memperkuat tim Indonesia di arena Asian Games 1978, Bangkok.Bolak-baliknya
Mammie, begitu panggilan akrabnya di Senayan, tentu bukan hanya karena
anak-anaknya yang berjumlah empat. "Soalnya, saya mengajar olahraga juga
di SMA BPK Sukabumi. Tak sampai hati kalau di tinggal-tinggal," ungkap
bekas si "jago pedang" yang pernah berlaga di PON III sampai PON IX
dan Olimpiade Roma 1960 itu.Memang, anak ke-3 dari 4 bersaudara keluarga
almarhum pendeta S. Undap ini betah dengan dua kegiatannya di luar rumah.
"Melatih dan mengajar di sekolah sama-sama menyenangkan. Tapi, dukanya
mengajar juga ada, meskipun hanya sedikit," katanya. Apa? "Kalau
bikin soal-soal ujian itu, lho," tambah Zus.(Penulis: Indrie HP, Mingguan
BOLA Edisi No. 117, 23 Mei 1986)
======
Turut berduka dengan berpulang nya Almh.Zus Undap, semoga
beliau mendapat tempat d sisi Tuhan YME....Aamiin ❤🌹
================================
PMB 1958
Makna Persahabatan
Ahad 19
Oktober 2014, istri Palgunadi berulang tahun. Tapi barang setengah hari ia
meminta izin untuk ikut acara kroeg 50 tahun Angkatan 64 Perhimpunan Mahasiswa
Bandung (PMB). Palgunadi menjadi senior angkatan ini, karena Palgunadi bergabung
pada 1958.
“Saya
ditelepon Jony, diminta datang ke sini. Saya nyatakan bisa,” ujar mantan dirut
Astra itu menyebut Ahmad Bukhari Saleh, nama panggilan anak tokoh Petisi 50 dr
Aziz Saleh itu. Jony tergabung di angkatan 64.
Dengan
adanya undangan ini, kata Palgunadi, ia merasa masih dianggap sebagai bagian
darinya. Ia menyatakan kesediaannya datang karena faktor persahabatan yang tak
lekang oleh waktu. “Persahabatan itu ikatan di dalam batin. Ikatan untuk saling
memperbaiki,” ujar Palgunadi.
Hartarto,
mantan menteri perindustrian zaman Pak Harto, yang bergabung dengan PMB tahun
1950-an ikut menyimak tausiyah Palgunadi siang itu. Ada pula Arifin Panigoro,
Rachmat Witoelar+Erna Witoelar juga ikut menyimak. Setyanto P Santosa, mantan
dirut Telkom yang masuk PMB tahun 1965 menyimak sembari duduk di anak tangga
lantai bersama beberapa orang lainnya karena taak kebagian kursi.
Palgunadi
menggambarkan persahabatan sebagai sesuatu yang bisa menggetarkan hati. “Ketika
kita bertemu hanya saling menatap saja, ada getaran dalam hati dan Allah yang
menggetarkan itu,” ujar Palgunadi.
Persahabatan
mereka telah mereka bangun sejak masa sekolah dan kuliah. Di PMB mereka
mengalami masa perploncoan yang cukup lama.
Kini tibalah
saatnya/ hari yang aku nantikan/ hari akhir dari segala penderitaan/ bermacam
perngorbanan dan lain-lainnya/ pahit dan getir ku telan/ air mata sering
berlinang/ tapi kini sakit dendam rela kubuang/
Palgunadi
mendendangkan lagu penyemangat yang dulu sering mereka nyanyikan.
(Copas
dari _PRY_)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar