Pancasila & 1 Syawal 1429 H
Bertepatannya 1 Syawal 1429 Hijriah dengan kalender 1 Oktober 2008 yang dikenali dalam konteks semangat kebangsaan Indonesia sebagai Hari Kesaktian Pancasila sejak 1965 adalah perlu dimaknai tidak sebagai kebetulan semata namun dapat berarti bahwa ada koinsidensi sedemikian rupa akibat satu pengaturan atas satu kehendak, fenomena ini tidaklah sama dengan pengaturan tanpa kehendak yang diyakini oleh kaum manusia kapitalis liberalis di ranah Ekonomi Pasar Bebas yang kini terbukti membawa bencana kemanusiaan bernama Big Bang Ekonomi Keuangan Amerika Serikat berdaya Bail Out USD 700 Milyard plus dampak susulannya di berbagai belahan dunia berupa penurunan indeks saham gabungan. Boleh dikatakan bersatunya kedua peristiwa penting bagi bangsa Indonesia ini layaknya “berkat tangan Tuhan” seperti ucapan Maradona ketika menciptakan gol kontroversial bagi kemenangan kesebelasan Argentina, yang justru dapat diharapkan mampu berperan sebagai terapi anti bencana kemanusiaan yang khas bagi bangsa Indonesia sekaligus modal joang bangsa menggapai Indonesia Digdaya 2045.
Bilamana kebersamaan pemahaman tersebut diatas dapat diakui, syukur oleh banyak warga bangsa Indonesia, maka boleh dipastikan jiwa, semangat dan nilai2 (JSN) koinsidensi kedua peristiwa itu adalah momentum yang merupakan berkah, ridho dan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa di hari Kemenangan umat Islam Indonesia 1 Syawal 1429 H. Dalam pengertian itulah, kebersamaan kita mendalami pemahaman hubungan antara JSN Pancasila 1945 dengan ayat-ayat kunci Al-Qur’an (QS) yang penulis gali pada bulan April 2008 ybl adalah menjadi sungguh penting bagi kesejahteraan lahir dan batin umat, seperti paparan penulis di Sarapan Pagi TVRI tanggal 1 Oktober 2008 jam 6.35 – 6.55 wib ybl.
Hubungan itu adalah : Pancasila sebagai Lima Pandangan Hidup Bangsa [99 kata kunci QS], (1) Ketuhanan Yang Maha Esa atau Tuhan Yang Maha Esa [1044 kata kunci QS], (2) Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab sebagai Sikap Martabat Keadilan Manusia [372 kata kunci QS], (3) Persatuan sebagai Sikap Tekag Bersatu Padu [7 kata kunci QS], (4) Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam Musyawarah dan Mufakat sebagai Hikmah Kebijaksanaan Pemimpin Musyawarah Masyarakat [64 kata kunci QS), (5) Keadilan Sosial sebagai Keadilan Masyarakat [9 kata kunci QS].
Pada Sarapan Pagi TVRI itu penulis paparkan juga bahwa JSN Pancasila 1945 dapat ditemui pula pada Ajaran 5 (lima) Pintu Utama Kerajaan Galuh Pakuan [tahun 1545] dan sosok keberadaan 5 (lima) Bangunan Utama Kerajaan Soenda [tahun 1345] yang keduanya itu diperoleh dari kunjungan KelBes Siliwangi dpp MayJen TNI (Purn) Herman Sarens Soediro ke Limbangan, Garut, Juli 2007, dimana penulis ikut hadir mewakili DHN45. Demikian pula pada Januari 2008, atas arahan bapak Des Alwi, Ketua Yayasan 10 Nopember 1945, telah penulis terima buku Pancasila Pelita Penerang Dunia, Amanat Tuhan Terhadap Umat Manusia Sedunia Menuju Perdamaian Dunia yang merupakan uraian dari petunjuk yang diterima oleh bapak La Ode Ahmad Muhammad Nur Kaimuddin, nelayan dari Pulau Seram, Maluku.
Adapun alat bantu lain untuk memperkaya pemahaman peristiwa koinsidensi diatas, demi Strategi 7 Ketahanan Bangsa (StraHanSa) menggapai Indonesia Digdaya 2045, adalah The 7 Ways To Happiness yaitu (1) Sabar, (2) Mensyukuri, (3) Sederhana, berkemampuan menangkap esensi, (4) Kasih sayang, (5) Memberi, (6) Memaafkan, (7) Pasrah berkemampuan berserah diri dan Percaya 100 % kepada Tuhan.
Jakarta, 2 Oktober 2008
Pandji Rulianto Hadinoto
Perhimpunan Mahasiswa Bandung A 1970
Tidak ada komentar:
Posting Komentar