Mereka Bilang Kegiatan Saya Ajaib-ajaib
Perhimpunan Mahasiswa Bandung A 1979
Tiap kali membuat suatu pencapaian hidup, Irma Nurmala Pratikto selalu penasaran apa lagi yang kiranya dapat ia dilakukan. Perempuan yang akrab disapa Nungky ini sungguh tak betah berlama-lama berada di zona kenyamanan. ''Sejak gadis, saya sudah seperti itu,'' kata pengusaha properti, penyair, atlet petembak, dan relawan search and rescue ini.
Mengusung prinsip seperti itu, tak heran jika Nungky memiliki daftar riwayat hidup yang berlembar-lembar panjangnya. Sejumlah organisasi pernah dijajalnya. Uniknya, Nungky lebih banyak berkecimpung di domain lelaki. ''Saya nyaman dan cocok berada di dunia laki-laki,'' ujar alumnus Sekolah Tinggi Teknologi Mandala (STTM), Bandung, Jawa Barat, ini.
Semasa remaja, Nungky bergabung bersama angkatan pertama Pramuka dan Taruna Pecinta Alam (Trupala) SMA Negeri 6 Bulungan, Jakarta Selatan. Begitu kuliah, Nungky semakin aktif berorganisasi. ''Saya ikut Wanadri, Perhimpunan Mahasiswa Bandung (PMB), Resimen Mahasiswa (Menwa), dan Merpati Putih,'' ujar Nungky. Masuk PMB tahun 1979, Nungky harus mengikuti perploncoan selama dua pekan.
Seabrek pengalaman membuatnya menjadi perempuan tangguh. Terlebih, saat ia terjun di dunia properti yang sesak dengan kaum laki-laki. Di awal masa bekerjanya sebagai project engineer di Raya Incorp, kemampuan Nungky pernah diuji oleh rekan pria. Nyali Nungky tak ciut. ''Saat mengecek karakteristik beton, saya lihat ternyata tak sesuai standar. Saya tegur mereka. Mereka tak koreksi. Saya terus menegur hingga ada perbaikan,'' kata dia.
Berada di antara banyak lelaki, Nungky tak lantas jadi tomboi. Ia tetap luwes lenggak-lenggok di atas catwalk dan anggun berpose di depan kamera. ''Saya pernah naik catwalk PMB dan menjadi model majalah Femina serta Q's,'' ujar dia.
Sejalan usia, Nungky mengaku penampilannya menjadi lebih feminin. Namun, hasratnya untuk terus mencoba sesuatu yang baru tetap bergelora. ''Bedanya, saya sudah berumah tangga, punya anak, bekerja, dan terbatas umur,'' jelas dia.
Kini, Nungky masih menjadi atlet petembak nasional yang aktif di Global Rescue Network. Ia juga giat melahirkan karya sastra dan sesekali mementaskannya. Di antara padatnya kegiatan hariannya, Nungky mengalokasikan sebagian waktunya pada Selasa (2/8) untuk berbincang dengan wartawan Republika, Reiny Dwinanda, dan fotografer, Amin Madani. Berikut petikannya:
http://www.republika.co.id/launcher/view/mid/22/kat/119/news_id/5428
http://www.republika.co.id/launcher/view/mid/22/kat/119/news_id/5428
Repubilka 28 September 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar